PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
“
GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA “
Nama : Kun Aida
NIM : 120210103027
Kelas : Biologi - B
Program
Studi Pendidikan Biologi
Fakultas
Ilmu Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Jember
2012
I.
Judul
:
Golongan darah pada manusia
II.
Tujuan
:
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa
diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia.
III.
Dasar
teori :
Darah merupakan suatu
suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan yang disebut plasma. Secara
keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas,
karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang
berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam
arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan
integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan
yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum.
Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen (protein). (Subowo. 1992)
Sebelum lahir, molekul
protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen muncul di permukaan
membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan
antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah
lahir. (Sloane, Ethel. 2003).
Golongan darah manusia
dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. (Pratiwi, D.A.
2006)
Aglutinogen merupakan
polisakarida dan terdapat tidak saja terbatas di sel darah merah,tatapi juga di
kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, testis, dan semen.
Aglutinogen dibedakan menjadi dua , yaitu :
1.
Aglutinogen A yang memiliki enzim
glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka
glikoproteinnya.
2.
Aglutinogen B yang memiliki enzim galaktosa
pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinin adalah substansi yang
menyebabkan aglutinasi sel, misalnya antibodi.
(Pratiwi, D.A. 2006)
Golongan darah pada
manusia ada 3 macam, yaitu : sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh) :
(Waluyo, Joko. 2010)
a.
Golongan darah sistem ABO
Kita mengenal ada empat
macam golongan darah, yaitu : A, B, AB, dan O. Dalam sistem golongan darah ini
terdapat dua macam zat sel darah A dan B. Serta dua macam plasma, yakni :
anti A dan anti B. (Tim Dosen Pembina.
2012)
Golongan darah ABO
dengan unsur aglutinogen dan aglutininnya dapat dijelaskan dengan tabel dibawah
ini : (Pratiwi, D.A. 2006)
Genotip
|
Golongan
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
OO
|
O
|
-
|
anti-A dan anti-B
|
OA atau AA
|
A
|
A
|
anti-B
|
OB atau BB
|
B
|
B
|
anti-A
|
AB
|
AB
|
A dan B
|
-
|
Penggolongan
darah penting dilakukan sebelum tranfusi darah karena pencampuran golongan
darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah.
(Sloane, Ethel. 2003).
1. Jika
serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut
memiliki aglutinogen tipe A. (golongan darah A)
2. Jika
serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut
memiliki aglutinogen tipe B. (golongan darah B)
3. Jika
kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut
memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B. (golongan darah AB)
4. Jika
kedua serum anti-A dan anti-B tidak menyebabkan aglutinasi, individu tersebut
tidak memiliki aglutinogen. (golongan darah O)
(Sloane, Ethel. 2003)
b.
Golongan darah sistem MN
Pada tahun 1972, K.
Landsteiner dan P. Laviner telah menemukan golongan darah sistem MN, akibat
ditemukannya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Sistem ini
digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu ;
1. Golongan
M, mengandung antigen M
2. Golongan
N, mengandung antigen N
3. Golongan
MN, mengandung antigen M dan antigen N
(Waluyo, Joko. 2010)
c.
Golongan darah sistem rhesus (Rh)
Pertama kali ditemukan
pada jenis kera oleh Landsteiner dan Weiner. Orang yang memiliki antigen rhesus
dinamakan rhesus positif (Rh+). Sedang yang tidak dinamakan rhesus negatif
(Rh-). Sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat
dominan terhadap alel rh. (Waluyo, Joko. 2010)
Sistem ini berbeda
dengan sistem golongan ABO. Dimana individu ber-Rh negatif tidak memiliki
aglutinin anti-Rh dalam plasmanya. (Sloane, Ethel. 2003)
Sistem rhesus ini dalam
tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh+ maka tidak
boleh digunakan sebagia donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi
aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki
golongan darah Rh- kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel
darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning
atau eritoblastosis fetalis. (Gonzaga. 2010)
Konsep donor universal dan resipien
universal pada sistem ABO
a. Donor
universal
Darah golongan O tidak memiliki
aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien manapun,
asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan darah O disebut donor universal.
b. Resipien
universal
Individu dengan golongan darah AB tidak
memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor
apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal.
(Sloane, Ethel. 2003)
Pada umumnya, tranfusi darah dilakukan
pada orang dalam kondisi berikut ini :
·
Kecelakaan
·
Tubuh yang terbakar
·
Waktu tubuh kehilangan darah, misalnya :
operasi
·
Kekurangan darah akut
·
Orang yang mengidap penyakit kronis
(Pratiwi, D.A. 2006)
IV.
Metotologi
Penelitian
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1
Alat
-
tusuk gigi
-
pinset
-
pensil
-
lanset/ jarum steril
-
gelas objek
4.1.2
Bahan
-
Serum A dan B
-
Alkohol 70%
-
Kapas
-
Darah segar manusia
4.2 Langkah Kerja
Meletakkan
gelas obyek diatas kertas putih dengan terlebih dahulu membagi kertas
menjadi dua bagian
|
Mencuci
tangan sanpai bersih, lalu mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70% pada jari
|
Menempatkan
setetes darah pada gelas objyek bagian A dan B
|
Mengamati
obyek (menggumpal atau tidak menggumpal) pada masing-masing bagian A dan B
|
Meneteskan
dengan segera serum anti-A pada gelas objek A, dan meneteskan serum anti-B
pada gelas obyek bagian B, lalu aduk dengan tusuk gigi
|
Menutup
bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alkohol.
|
Menusuk
bagian jari tersebut dengan menggunakan jarum steril
|
Menuliskan
huruf A dan B pada pojok kanan dan kiri kertas
|
Membiarkan
alkohol sampai kerinG
|
V.
V. Hasil Pengamatan
Tabel Golongan Darah
No
|
Nama Probandus
|
Golongan darah
|
1
|
Linda Triana D.
|
O
|
2
|
Winda Faidatul
|
B
|
3
|
Wilujeng Yuliati
|
AB
|
4
|
Dea Ajeng Pravita
|
B
|
5
|
Lukma Suryaningsih
|
O
|
6
|
Nuriyah Inda Sari
|
O
|
VI.
Pembahasan
Pada
praktikum mengenai golongan darah pada manusia, menggunakan probandus yang
merupakan wakil dari masing-masing kelompok. Karena jumlah kelompok dalam kelas
ada enam, maka golongan darah yang ditunjukkan oleh tabel pengamatan adalah
sebanyak enam golongan darah probandus.
Probandus
dari kelompok satu adalah Linda Triana Dewi. Didapatkan hasil bahwa Linda
Triana Dewi memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat disimpulkan karena
pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, keduanya tidak
mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu dikarenakan pada darah
probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Linda bergolongan darah O.
Probandus
dari kelompok dua yaitu Winda Faidatul. Didapatkan hasil bahwa Winda Faidatul
memiliki golongan darah B. Disimpulkan seperti itu karena saat tetesan darah
Winda yang berada pada gelas obyek ditetesi dengan serum anti-A dan serum
anti-B pada sisi A dan B, gelas obyek pada sisi B (yang ditetesi dengan serum
anti-B) mengalami aglutinasi. Dengan kata lain , darah Winda mempunyai
aglutinogen B yang bereaksi dengan serum anti-B, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Winda bergolongan darah B.
Probandus
dari kelompok tiga adalah Wilujeng Yuliati. Didapatkan hasil bahwa Wilujeng
bergolongan darah AB. Hal tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan darah
probandus ditetesi dengan serum anti-A dan serum anti-B, keduanya mengalami
penggumpalan. Penggumpalan itu terjadi karena darah probandus mempunyai
aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi dengan antibodi (aglutinin) yang
dikenal dengan anti-A dan anti-B tersebut.
Probandus
dari kelompok empat yaitu Dea Ajeng Pravita. Didapatkan hasil pengamatan bahwa
Dea bergolongan darah B. Hal tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan
darah probandus yang berada pada gelas obyek A dan B ditetesi dengan anti-A dan
anti-B, pada sisi B (yang ditetesi dengan anti-B) mengalami penggumpalan.
Dengan kata lain, darah Dea mempunyai aglutinogen B dan aglutinogen B tersebut
bereaksi dengan serum anti-B sehingga dapat disimpulkan bahwa Dea bergolongan
darah B.
Probandus
dari kelompok lima adalah Lukma Suryaningsih. Didapatkan hasil bahwa Lukma
Suryaningsih memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat disimpulkan karena
pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, keduanya tidak
mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu dikarenakan pada darah
probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Lukma bergolongan darah O.
Probandus
dari kelompok enam adalah Nuriyah Inda S. Didapatkan hasil bahwa Nuriyah Inda S
memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat disimpulkan karena pada saat
darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, keduanya tidak mengalami
penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu dikarenakan pada darah probandus
pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Nuriyah bergolongan darah O.
Dari
hasilpengamatan yang didapatkan, maka pada suatu saat apabila mesing-masing
probandus membutuhkan tranfusi darah, dapat dilakukan serah terima darah
seperti skema dibawah ini :
Linda,
Lukma, Nuriyah
|
Winda
, Dea
|
Wilujeng
|
Keterangan
:
: golongan darah O
: golongan darah B
: golongan darah AB
·
Linda, Lukma,
dan Nuriyah dapat mendonorkan darahnya kepada semua prodandus, namun mereka
(Linda, Lukma, dan Nuriyah) hanya bisa meminta kepada sesamanya yang
bergolongan darah O. Sehingga golongan darah Linda, Lukma, dan Nuriyah disebut
donor universal.
·
Winda dan Dea
apabila memerlukan pendonoran darah, mereka dapat menerima dari Linda, Lukma,
dan Nuriyah. Namun mereka hanya bisa mendonorkan darah mereka kepada sesamanya
(Winda ↔ Dea) dan Wilujeng saja.
·
Wilujeng apabila
memerlukan pasokan darah, dia bisa menerima pendonoran darah dari semua probandus,
tetapi dia tidak bisa mendonorkan darahnya kepada probandus lainnya. Sehingga
golongan darah Wilujeng disebut dengan resipien universal.
VII.
Penutup
7.1 Kesimpulan
·
Golongan darah A
mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan aglutinin (antibodi) anti-B.
·
Golongan darah B
mengandung aglutinogen (antigen) tipe B dan aglutinn (antibodi) anti-A.
·
Golongan darah
AB mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung
aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B.
·
Golongan darah O
tidak mengandung aglutinogen (antigen), tetapi mengandung aglutinin (antibodi)
anti-A dan anti-B.
·
Golongan darah O
disebut donor universal karena tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi,
sehingga dapat diberikan kepada semua golongan darah.
·
Golongan darah
AB disebut resipien universal, karena tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya,
sehingga dapat menerima darah dari semua golongan darah.
7.2 Saran
·
Dalam praktikum
uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-sekali menggunakan jarum
yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena ditakutkan adanya penularan
sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Gonzaga. 2010. Sistem Penggolongan Darah Manusia.
Manusia.
[diakses pada 10/11/2012]
·
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga
·
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.
Jakarta : EGC
·
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara
·
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: Universitas
Jember
·
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : University Press