Sabtu, 04 Mei 2013

LAPORAN BIODAS GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA


PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
“ GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA “












Nama                : Kun Aida
NIM                  : 120210103027
Kelas                : Biologi - B


Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2012
I.            Judul :
Golongan darah pada manusia

II.            Tujuan :
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia.

III.            Dasar teori :
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen (protein). (Subowo. 1992)
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen muncul di permukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. (Sloane, Ethel. 2003).
Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. (Pratiwi, D.A. 2006)
Aglutinogen merupakan polisakarida dan terdapat tidak saja terbatas di sel darah merah,tatapi juga di kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, testis, dan semen. Aglutinogen dibedakan menjadi dua , yaitu :
1.         Aglutinogen A yang memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
2.         Aglutinogen B yang memiliki enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel, misalnya antibodi.
(Pratiwi, D.A. 2006)

Golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu : sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh) : (Waluyo, Joko. 2010)

a.       Golongan darah sistem ABO

Kita mengenal ada empat macam golongan darah, yaitu : A, B, AB, dan O. Dalam sistem golongan darah ini terdapat dua macam zat sel darah A dan B. Serta dua macam plasma, yakni : anti  A dan anti B. (Tim Dosen Pembina. 2012)
Golongan darah ABO dengan unsur aglutinogen dan aglutininnya dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini : (Pratiwi, D.A. 2006)


Genotip
Golongan
Aglutinogen
Aglutinin
OO
O
-
anti-A dan anti-B
OA atau AA
A
A
anti-B
OB atau BB
B
B
anti-A
AB
AB
A dan B
-

Penggolongan darah penting dilakukan sebelum tranfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah. (Sloane, Ethel. 2003).
1.      Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A. (golongan darah A)
2.      Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B. (golongan darah B)
3.      Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B. (golongan darah AB)
4.      Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak menyebabkan aglutinasi, individu tersebut tidak memiliki aglutinogen. (golongan darah O)
(Sloane, Ethel. 2003)

b.      Golongan darah sistem MN

Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Laviner telah menemukan golongan darah sistem MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu ;
1.      Golongan M, mengandung antigen M
2.      Golongan N, mengandung antigen N
3.      Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N
(Waluyo, Joko. 2010)

c.       Golongan darah sistem rhesus (Rh)

Pertama kali ditemukan pada jenis kera oleh Landsteiner dan Weiner. Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+). Sedang yang tidak dinamakan rhesus negatif (Rh-). Sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh. (Waluyo, Joko. 2010)
Sistem ini berbeda dengan sistem golongan ABO. Dimana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya. (Sloane, Ethel. 2003)
Sistem rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh+ maka tidak boleh digunakan sebagia donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki golongan darah Rh- kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning atau eritoblastosis fetalis. (Gonzaga. 2010)
Konsep donor universal dan resipien universal pada sistem ABO
a.       Donor universal
Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien manapun, asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan darah O disebut donor universal.

b.      Resipien universal
Individu dengan golongan darah AB tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal.
(Sloane, Ethel. 2003)

Pada umumnya, tranfusi darah dilakukan pada orang dalam kondisi berikut ini :
·         Kecelakaan
·         Tubuh yang terbakar
·         Waktu tubuh kehilangan darah, misalnya : operasi
·         Kekurangan darah akut
·         Orang yang mengidap penyakit kronis
(Pratiwi, D.A. 2006)


 IV.            Metotologi Penelitian

4.1  Alat dan Bahan
4.1.1        Alat
-          tusuk gigi
-          pinset
-          pensil
-          lanset/ jarum steril
-          gelas objek

4.1.2        Bahan
-          Serum A dan B
-          Alkohol 70%
-          Kapas
-          Darah segar manusia




4.2  Langkah Kerja
Meletakkan gelas obyek diatas kertas putih dengan terlebih dahulu membagi kertas menjadi dua bagian
Mencuci tangan sanpai bersih, lalu mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70% pada jari
Menempatkan setetes darah pada gelas objyek bagian A dan B
Mengamati obyek (menggumpal atau tidak menggumpal) pada masing-masing bagian A dan B
Meneteskan dengan segera serum anti-A pada gelas objek A, dan meneteskan serum anti-B pada gelas obyek bagian B, lalu aduk dengan tusuk gigi
Menutup bekas tusukan dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam alkohol.
Menusuk bagian jari tersebut dengan menggunakan jarum steril
Menuliskan huruf A dan B pada pojok kanan dan kiri kertas
Membiarkan alkohol sampai kerinG

    V.            V.   Hasil Pengamatan
Tabel Golongan Darah
No
Nama Probandus
Golongan darah
1
Linda Triana D.
O
2
Winda Faidatul
B
3
Wilujeng Yuliati
AB
4
Dea Ajeng Pravita
B
5
Lukma Suryaningsih
O
6
Nuriyah Inda Sari
O

 VI.            Pembahasan
Pada praktikum mengenai golongan darah pada manusia, menggunakan probandus yang merupakan wakil dari masing-masing kelompok. Karena jumlah kelompok dalam kelas ada enam, maka golongan darah yang ditunjukkan oleh tabel pengamatan adalah sebanyak enam golongan darah probandus.
Probandus dari kelompok satu adalah Linda Triana Dewi. Didapatkan hasil bahwa Linda Triana Dewi memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, keduanya tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu dikarenakan pada darah probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Linda bergolongan darah O.
Probandus dari kelompok dua yaitu Winda Faidatul. Didapatkan hasil bahwa Winda Faidatul memiliki golongan darah B. Disimpulkan seperti itu karena saat tetesan darah Winda yang berada pada gelas obyek ditetesi dengan serum anti-A dan serum anti-B pada sisi A dan B, gelas obyek pada sisi B (yang ditetesi dengan serum anti-B) mengalami aglutinasi. Dengan kata lain , darah Winda mempunyai aglutinogen B yang bereaksi dengan serum anti-B, sehingga dapat disimpulkan bahwa Winda bergolongan darah B.
Probandus dari kelompok tiga adalah Wilujeng Yuliati. Didapatkan hasil bahwa Wilujeng bergolongan darah AB. Hal tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan darah probandus ditetesi dengan serum anti-A dan serum anti-B, keduanya mengalami penggumpalan. Penggumpalan itu terjadi karena darah probandus mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B yang bereaksi dengan antibodi (aglutinin) yang dikenal dengan anti-A dan anti-B tersebut.
Probandus dari kelompok empat yaitu Dea Ajeng Pravita. Didapatkan hasil pengamatan bahwa Dea bergolongan darah B. Hal tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan darah probandus yang berada pada gelas obyek A dan B ditetesi dengan anti-A dan anti-B, pada sisi B (yang ditetesi dengan anti-B) mengalami penggumpalan. Dengan kata lain, darah Dea mempunyai aglutinogen B dan aglutinogen B tersebut bereaksi dengan serum anti-B sehingga dapat disimpulkan bahwa Dea bergolongan darah B.
Probandus dari kelompok lima adalah Lukma Suryaningsih. Didapatkan hasil bahwa Lukma Suryaningsih memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, keduanya tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu dikarenakan pada darah probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Lukma bergolongan darah O.
Probandus dari kelompok enam adalah Nuriyah Inda S. Didapatkan hasil bahwa Nuriyah Inda S memiliki golongan darah O. Hal tersebut dapat disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, keduanya tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumalan itu dikarenakan pada darah probandus pertama tidak mempunyai aglutinogen A dan aglutinogen B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nuriyah bergolongan darah O.
Dari hasilpengamatan yang didapatkan, maka pada suatu saat apabila mesing-masing probandus membutuhkan tranfusi darah, dapat dilakukan serah terima darah seperti skema dibawah ini :
Linda, Lukma, Nuriyah
Winda , Dea
Wilujeng
 
Keterangan :
             : golongan darah O
             : golongan darah B
             : golongan darah AB
·         Linda, Lukma, dan Nuriyah dapat mendonorkan darahnya kepada semua prodandus, namun mereka (Linda, Lukma, dan Nuriyah) hanya bisa meminta kepada sesamanya yang bergolongan darah O. Sehingga golongan darah Linda, Lukma, dan Nuriyah disebut donor universal.
·         Winda dan Dea apabila memerlukan pendonoran darah, mereka dapat menerima dari Linda, Lukma, dan Nuriyah. Namun mereka hanya bisa mendonorkan darah mereka kepada sesamanya (Winda ↔ Dea) dan Wilujeng saja.
·         Wilujeng apabila memerlukan pasokan darah, dia bisa menerima pendonoran darah dari semua probandus, tetapi dia tidak bisa mendonorkan darahnya kepada probandus lainnya. Sehingga golongan darah Wilujeng disebut dengan resipien universal.


VII.            Penutup
7.1 Kesimpulan
·         Golongan darah A mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan aglutinin (antibodi) anti-B.
·         Golongan darah B mengandung aglutinogen (antigen) tipe B dan aglutinn (antibodi) anti-A.
·         Golongan darah AB mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B.
·         Golongan darah O tidak mengandung aglutinogen (antigen), tetapi mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B.
·         Golongan darah O disebut donor universal karena tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi, sehingga dapat diberikan kepada semua golongan darah.
·         Golongan darah AB disebut resipien universal, karena tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya, sehingga dapat menerima darah dari semua golongan darah.

7.2 Saran
·         Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-sekali menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
·         Gonzaga. 2010. Sistem Penggolongan Darah Manusia.
Manusia. [diakses pada 10/11/2012]
·         Pratiwi, D.A. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga
·         Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
·         Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara
·         Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas
Jember
·         Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar