Senin, 18 Maret 2013 - "Kami tengah menyaksikan Lazarus bangkit dari kematian, selangkah demi selangkah yang mendebarkan."
Genom
seekor katak Australia yang telah punah berhasil dihidupkan dan
diaktifkan kembali oleh tim ilmuwan dengan menggunakan teknologi kloning yang canggih untuk menanamkan inti sel “mati” ke dalam telur spesies katak lain yang masih segar.
Katak aneh perut-pengeram, Rheobatrachus silus
– yang secara unik menelan telur-telurnya untuk dierami di dalam
perutnya, lalu melahirkannya melalui mulut – diketahui telah punah sejak
tahun 1983.
Namun tim Lazarus Project telah mampu memulihkan inti
sel dari jaringan-jaringan yang dikumpulkan pada tahun 1970-an dan yang
selama 40 tahun tetap berada dalam sebuah pendingin konvensional.
Proyek ini bertujuan untuk menghidupkan kembali katak tersebut.
Dalam
percobaan yang dilakukan secara berulang-ulang selama lima tahun, para
peneliti menggunakan teknik laboratorium yang dikenal sebagai transfer
nuklir sel somatik. Mereka memilih telur segar dari jenis katak yang
berkerabat jauh, Mixophyes fasciolatus, mematikan inti telurnya
dan menggantinya dengan inti mati dari katak punah. Beberapa sel telur
di dalamnya spontan mulai membelah dan bertumbuh ke tahap embrio awal
berupa bola kecil sel hidup.
Meski
tak ada embrio yang mampu bertahan lebih dari beberapa hari, tes
genetik menegaskan bahwa sel-sel yang membelah tersebut mengandung bahan
genetik dari katak punah.
“Kami tengah menyaksikan Lazarus
bangkit dari kematian, selangkah demi selangkah yang mendebarkan,” ucap
pemimpin tim Lazarus Project, Profesor Mike Archer dari University of
New South Wales, Sydney, “Kami telah mengaktifkan kembali sel-sel mati
menjadi hidup dan memulihkan kembali genom katak yang telah punah dalam
sebuah proses. Sekarang kami memiliki sel-sel segar katak punah dalam
tabung lab untuk digunakan dalam eksperimen kloning selanjutnya.
“Kami
semakin yakin bahwa rintangan ke depan adalah masalah teknologi, bukan
biologis, dan yakin kami akan berhasil. Yang penting, kami sudah
tunjukkan janji besar dari teknologi ini sebagai alat konservasi di saat
ratusan spesies amfibi di dunia berada dalam bencana penurunan.”
Pekerjaan
teknis dalam proyek ini dipimpin oleh Dr. Andrew French dan Dr. Jitong
Guo, dalam laboraturium University of Newcastle yang dipimpin seorang
ahli katak, Profesor Michael Mahony, bersama dengan Mr. Simon Clulow dan
Dr. John Clulow. Spesimen beku diawetkan dan disediakan oleh Profesor
Mike Tyler dari University of Adelaide, yang secara ekstensif sempat
mempelajari kedua spesies katak perut-pengeram, R. silus dan R. vitellinus, saat sebelum keduanya lenyap di alam liar sejak tahun 1979 dan 1985.
Dalam
acara TEDx DeExtinction yang diselenggarakan oleh Revive and Restore
dan National Geographic Society di Washington DC, Profesor Archer untuk
pertama kalinya berbicara secara terbuka mengenai Lazarus Project ini
dan juga tentang minat yang tengah berlangsung mengenai rencana kloning thylacine Australia, hewan karnivora yang dikenal sebagai harimau Tasmania dan diduga telah punah sekitar 2.000 tahun lalu.
Para
peneliti dari seluruh dunia berkumpul di sana untuk membahas kemajuan
dan perencanaan bagi berbagai jenis hewan dan tanaman punah lainnya.
Spesies yang menjadi kandidat mungkin meliputi mammoth berbulu, dodo,
beo merah Kuba dan moa raksasa Selandia Baru.
Kredit: University of New South Wales
Tidak ada komentar:
Posting Komentar